Sabtu, 16 April 2011

Tugas 3


Berjuanglah Perempuan
                Keberadaan sesuatu di dunia ini pasti seimbang. Ada panas ada hujan, ada tua ada muda, ada terang ada gelap, ada laki-lakin dan perempuan. Berbicara mengenai keseimbangan, haruslah keberadaan laki-laki juga sama dengan perempuan. Berbicara mngenai perempuan mengingatkan sebuah sejarah dimana terdapat diskriminasi terhadap perempuan. Terlebih lagi pada zaman jahiliyah atau zaman kebodohan, dimana ketika itu setiap  keluarga diharuskan melahirkan anak laki-laki, jika sebuah keluarga melahirkan anak perempuan maka anak tersebut harus dibunuh atau dikubur hidup-hidup dikarenakan melahirkan anak perempuan pada zaman itu dianggap tidak berguna dan juga banyak sekali terjadi tindak pelecehan terhadap perempuan, hak-hak perempusn terenggut.  Lalu lambat laun muncul masalah perbedaan gender.  Para perempuan dianggap lebih lemah dari laki-laki, mereka hanya boleh mengurus rumah tangga saja dan tidak boleh mengembangkan apa yang mereka inginkan.
                Masalah-masalah tersebut merupakan contoh dari beberapa masalah yang dialami kaum perempuan. Padahal kedudukan  perempuan sangat mulia. Rasulullah SAW pun menyuruh kita lebih menghormati ibu kita hingga disebut tiga kali oleh Rasulullah SAW, setelah itu  hormati ayah kita. Bahkan disebutkan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Kedudukan yang mulia tersebut pada zaman dahulu tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, dimana hak-hak perempuan terenggut. Banyak perempuan yang merasa tertindas hingga mereka melakukan sebuah gerakan memperjuangkan hak-hak perempuan atau lebih dikenal  dengan gerakan  emansipasi. Gerakan ini kita tahu bahwa Raden Ajeng Kartini yang menjadi pelopornya. Sebuah gerakan yang melahirkan suatu pandangan mengenai hak-hak perempuan yang harus dihormati dan dihargai kaum laki-laki.
                Tidak seperti zaman dahulu, dewasa ini perempuan telah mendapatkan tempat yang seharusnya sesuai dengan keinginan. Kaum perempuan lebih dihormati, dihargai, diakui dan sudah disetarakan dengan pria (dalam mengembangkan bakat).Kita juga tahu sudah ada presiden perempuan pertama di Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri. Sering sekali kata perempuan disebutkan lebih dahulu seperti ladies and gentleman, ladies first dan lain sebagainya.  Ada juga yang menyebutkan bahwa dibalik orang-orang besar  (laki-laki) lahir dan mencapai suksesnya pasti ada campur tangan dan dukungan dari perempuan di belakangnya.  Ada lagi yang menyebutkan bahwa tiga hal yang dapat menghancurkan laki-laki yaitu, harta, tahta, dan wanita. Peran perempuan sangatlah besar. Ia bisa menjadi pejuang dan juga bisa menjadi penghancur  masing-masing perempuan menyikapinya . Ada juga yang menyebutkan suatu bangsa yang baik pasti perempuannya baik, suatu bangsa yang buruk pasti kaum perempuannya buruk.  Menengok kisah lalu yang dialami perempuan, mereka telah berusaha dengan mempertaruhkan jiwa raga untuk memperjuangkan hak-hak perempuan sehingga “merdeka “ seperti sekarang. Pantaskah kita sebagai perempuan yang langsung menikmati kemerdekaan ini justru menjadi penghancur dan menghancurkan martabat perempuan lagi? Kita sebagai perempuan bisa menjadi besar , bisa membangun martabat perempuan lebih tinggi lagi dengan batasan-batasan  yang seharusnya sudah menjadi kodrat perempuan dan menjadi pejuang. Kaum perempuan harus berpikiran positif , melakukan hal-hal yang tidak bertentangan dengan agama serta mengembangkan bakat kita. Dan kita harus menolong kaum perempuan lain yang masih terenggut hak-haknya.  Itulah yang harus dilakukan perempuan. Perempuan pendobrak bangsa,  melahirkan dan menjadi orang-orang  besar. Berjuanglah kaum perempuan, nasib bangsa ada ditanganmu  atas putusan Allah SWT.

Senin, 04 April 2011

Tugas 2


TERIMA KASIH GURUKU
                Banyak yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan memang kenyataannya demikian. Menjadi guru memang tidak mudah, dimana seorang guru yang hanya satu kepala harus mengatur murid yang sebanyak 40 kepala Setiap kepala memiliki pemikiran, pemahaman dan karakter yang berbeda-beda.  Diperlukan ketekunan, ketulusan dan kesabaran di dalamnya.
                Semasa sekolah,  setiap orang pasti mempunyai kenangan-kenangan tersendiri dengan guru, baik itu menyenangkan ataupun menyedihkan. Aku pun memiliki kenangan dengan seorang guru yang bisa dibilang unik.
                Sekitar dua tahun yang lalu aku duduk di bangku kelas dua SMA. Sejak SMP aku memang tertarik dengan pelajaran matematika, walaupun tidak begitu mahir tapi minat dipelajaran matematika lebih besar disbanding dengan pelajaran lain. Ketika di kelas dua SMA  aku mendapatkan sesosok guru matematika laki-laki bertubuh lumayan tinggi dan tampak beberapa helai rambut yang sudah putih. Ingat sekali ketika beliau pertama kali masuk kelas beliau menyuruh agar setiap pelajaran beliau untuk murid perempuan diharuskan memakai kerudung (ketika itu aku belum berkerudung). Dikarenakan seragam kami berlengan pendek kebanyakan mereka mengakalinya dengan menggunakan manset, begitupun denganku. Semakin hari berjalan para murid pun memiliki ide untuk meminjam baju lengan panjang kakak kelas yang sudah lulus dan ada pula yang memakai jaket, padahal cuaca baik-baik saja. Guru matematikaku tidak berkomentar apa-apa terkait siswi yang memakai jaket di kelas.
                Metode belajar yang beliau ajarkan bila diingat-ingat lagi sangat menarik dan membuat para murid setidaknya mau tidak mau walaupun sekedar membaca atau mengulang pasti dilakukan.  Dikarenakan beliau mengajarkan dengan metode yang menuntut murid  untuk aktif. Setiap pertama kali masuk kelas beliau memberi salam dan langsung menulis beberapa soal di papan tulis baik pelajaran yang kemarin atau pelajaran yang akan dipelajari hari itu. Setelah menulis, beliau mengelilingi sela-sela bangku setiap murid dan memilih sesuka hatinya siapa yang harus mengerjakan siapa yang harus mengerjakan soal tersebut dengan menyodorkan spidol yang ada di tangannya. Siapa yang mendapatkan sodoran spidol dari beliau mau tidak mau, suka tidak suka harus ke depan dan mengerjakan soal tersebut. Apabila pada saat itu di ruang kelas dipasanga alat pendeteksi suara jantung, pasti kelas ini bisa menang melawan music rock sekalipun. Setiap jantung murid-murid pasti berdegup kencng menagalahkan degupan jantung seorang pelari marathon (berlebihan). Aku pun demikian, setiap guru itu lewat di dekatku aku pura-pura serius menghitung. Tidak dipungkiri bahwa setiap kali pelajaran matematika, setiap kali jantung para murid berdetak. Walaupun ketika kita maju dan tidak bisa menjawab soal toh tidak menjadi masalah beliau tidak akan memarahi atau membentak hanya saja harus siap-siap mental akan mejadi sasaran dan sering disuruh maju ke depan. Setiap murid di kelas pasti pernah merasakan lebih dari dua kali maju mengerjakan soal, tidak ada satu murid pun yang absen maju. Beliau sepertinya sudah hapal siapa yang sudah maju dan siapa yang belum.
                Pernah suatu ketika  temanku bercerita bahwa ketika itu dia sedang serius mencatat  soal menggunakan pulpen, tanpa sepengetahuannya guru matematika itu langsung mendekatinya dan pulpen yang sedang dipengang oleh temanku beliau ambil dan dan beliau ganti dengan spidol. Di atas sudah dijelaskan bahwa setiap yang mendapat sodoran spidol harus maju ke depan. Aku tak bisa membayangkan apa yang temanku rasakan ketika itu. Pernah pula temanku  terlambat masuk kelas  ketika guru matematika itu sedang menulis soal, dengan sigap guruku menyuruh temanku yang dating terlambat untuk mengerjakan soal yang baru beliau tulis.
                Begitulah pengalaman yang aku dan kawan-kawan semasa SMA. Ternyata metode yang guruku ajarkan lumayan efektif membuat siswa setidaknya sekadar membaca atau mengulang pelajaran baik pelajaran sebelumnya dan pelajaran yang akan dipelajari hari itu beliau pun mengajar dengan cara yang mudah dimengerti dan dicerna oleh murid walaupun dengan aktifnya degupan jantung.  Dan memang ketika masa perkuliahan kita dituntut untuk aktif dimana sudah diajarkan oleh guru matematikaku.
                Setiap guru memang punya cara-cara tersendiri  untuk mengajarkan murid-muridnya. Dan sebaik-baiknya guru adalah yang bisa menaikkan minat belajar para murid. Terimakasih guruku atas ilmu yang engkau berikan pada murid-murid dan membuatku semakin berminat dan tertarik dengan pelajran matematika.  Sepenggal lagu terima kasih guru….
            Guruku tersayang…
Guru tercinta…
Tanpamu apa jadinya aku…
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal, Guruku terima kasih ku……


Senin, 21 Maret 2011

Tugas 1


 Pendidikan adalah Amanah

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan berasal dari kata didik yaitu memelihara dan memberi latihan, sedangkan pendidikan mempunyai arti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Orang tua kitalah yang paling berpengaruh dalam memberikan pendidikan pertama kali kepada kita. Pendidikan dari orang tua kita inilah yang nantinya akan membentuk karakter pribadi kita masing-masing. Selain pendidikan dari orang tua, kita juga mendapat pendidikan dari lingkungan sekitar yang juga akan mempengaruhi pembentukan karakter kita dikarenakan  manusia merupakan makhluk sosial yang tak lepas dari hidup bermasyarakat. Namun setelah memasuki usia sekolah bukan hanya pendidikan dari orang tua dan lingkungan sekitar saja yang diperlukan, kita juga harus mengenyam pendidikan secara formal karena melalui pendidikan dari orang tua, lingkungan, dan pendidikan secara formal pola pikir dan kedewasaan kita akan diasah dan akan terbentuk. Dengan kata lain pendidikan mengantarkan kita menuju kedewasaan dan pendidikanlah yang nantinya akan menjadi modal kita dalam menjalankan kehidupan. Jadi, memperoleh pendidikan itu sangat penting terutama pada zaman sekarang ini.

Bersyukurlah kita yang dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Banyak sekali orang di luar sana yang seumur dengan kita yang tidak dapat mengenyam pendidikan, bahkan ada yang SD (Sekolah Dasar) saja tidak tamat, sebagian besar dikarenakan faktor ekonomi. Bisa mengenyam pendidikan merupakan anugerah dan juga merupakan amanah yang harus kita jalani dan pertanggung jawabkan. Amanah dari orang tua kita yang telah bersusah payah mencari uang untuk membiayai pendidikan kita. Orang tua kita tidak pernah menuntut uang itu kembali, mereka hanya ingin melihat anaknya mendapat pendidikan yang cukup dan nantinya akan menjadi sukses melebihi orang tuanya sendiri. Menjadi orang sukses dan kelak bisa hidup mandiri adalah harapan besar orang tua kita, jangan sampai kita hancurkan harapan orang tua kita  yang mereka bayar dengan keringat mereka.. Pohon tidak langsung berbuah kawan, perlu proses di dalamnya sehingga akhirnya dapat berbuah dan dapat dipetik buahnya itu. Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian, ingat man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil).