TERIMA KASIH GURUKU
Banyak yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan memang kenyataannya demikian. Menjadi guru memang tidak mudah, dimana seorang guru yang hanya satu kepala harus mengatur murid yang sebanyak 40 kepala Setiap kepala memiliki pemikiran, pemahaman dan karakter yang berbeda-beda. Diperlukan ketekunan, ketulusan dan kesabaran di dalamnya.
Semasa sekolah, setiap orang pasti mempunyai kenangan-kenangan tersendiri dengan guru, baik itu menyenangkan ataupun menyedihkan. Aku pun memiliki kenangan dengan seorang guru yang bisa dibilang unik.
Sekitar dua tahun yang lalu aku duduk di bangku kelas dua SMA. Sejak SMP aku memang tertarik dengan pelajaran matematika, walaupun tidak begitu mahir tapi minat dipelajaran matematika lebih besar disbanding dengan pelajaran lain. Ketika di kelas dua SMA aku mendapatkan sesosok guru matematika laki-laki bertubuh lumayan tinggi dan tampak beberapa helai rambut yang sudah putih. Ingat sekali ketika beliau pertama kali masuk kelas beliau menyuruh agar setiap pelajaran beliau untuk murid perempuan diharuskan memakai kerudung (ketika itu aku belum berkerudung). Dikarenakan seragam kami berlengan pendek kebanyakan mereka mengakalinya dengan menggunakan manset, begitupun denganku. Semakin hari berjalan para murid pun memiliki ide untuk meminjam baju lengan panjang kakak kelas yang sudah lulus dan ada pula yang memakai jaket, padahal cuaca baik-baik saja. Guru matematikaku tidak berkomentar apa-apa terkait siswi yang memakai jaket di kelas.
Metode belajar yang beliau ajarkan bila diingat-ingat lagi sangat menarik dan membuat para murid setidaknya mau tidak mau walaupun sekedar membaca atau mengulang pasti dilakukan. Dikarenakan beliau mengajarkan dengan metode yang menuntut murid untuk aktif. Setiap pertama kali masuk kelas beliau memberi salam dan langsung menulis beberapa soal di papan tulis baik pelajaran yang kemarin atau pelajaran yang akan dipelajari hari itu. Setelah menulis, beliau mengelilingi sela-sela bangku setiap murid dan memilih sesuka hatinya siapa yang harus mengerjakan siapa yang harus mengerjakan soal tersebut dengan menyodorkan spidol yang ada di tangannya. Siapa yang mendapatkan sodoran spidol dari beliau mau tidak mau, suka tidak suka harus ke depan dan mengerjakan soal tersebut. Apabila pada saat itu di ruang kelas dipasanga alat pendeteksi suara jantung, pasti kelas ini bisa menang melawan music rock sekalipun. Setiap jantung murid-murid pasti berdegup kencng menagalahkan degupan jantung seorang pelari marathon (berlebihan). Aku pun demikian, setiap guru itu lewat di dekatku aku pura-pura serius menghitung. Tidak dipungkiri bahwa setiap kali pelajaran matematika, setiap kali jantung para murid berdetak. Walaupun ketika kita maju dan tidak bisa menjawab soal toh tidak menjadi masalah beliau tidak akan memarahi atau membentak hanya saja harus siap-siap mental akan mejadi sasaran dan sering disuruh maju ke depan. Setiap murid di kelas pasti pernah merasakan lebih dari dua kali maju mengerjakan soal, tidak ada satu murid pun yang absen maju. Beliau sepertinya sudah hapal siapa yang sudah maju dan siapa yang belum.
Pernah suatu ketika temanku bercerita bahwa ketika itu dia sedang serius mencatat soal menggunakan pulpen, tanpa sepengetahuannya guru matematika itu langsung mendekatinya dan pulpen yang sedang dipengang oleh temanku beliau ambil dan dan beliau ganti dengan spidol. Di atas sudah dijelaskan bahwa setiap yang mendapat sodoran spidol harus maju ke depan. Aku tak bisa membayangkan apa yang temanku rasakan ketika itu. Pernah pula temanku terlambat masuk kelas ketika guru matematika itu sedang menulis soal, dengan sigap guruku menyuruh temanku yang dating terlambat untuk mengerjakan soal yang baru beliau tulis.
Begitulah pengalaman yang aku dan kawan-kawan semasa SMA. Ternyata metode yang guruku ajarkan lumayan efektif membuat siswa setidaknya sekadar membaca atau mengulang pelajaran baik pelajaran sebelumnya dan pelajaran yang akan dipelajari hari itu beliau pun mengajar dengan cara yang mudah dimengerti dan dicerna oleh murid walaupun dengan aktifnya degupan jantung. Dan memang ketika masa perkuliahan kita dituntut untuk aktif dimana sudah diajarkan oleh guru matematikaku.
Setiap guru memang punya cara-cara tersendiri untuk mengajarkan murid-muridnya. Dan sebaik-baiknya guru adalah yang bisa menaikkan minat belajar para murid. Terimakasih guruku atas ilmu yang engkau berikan pada murid-murid dan membuatku semakin berminat dan tertarik dengan pelajran matematika. Sepenggal lagu terima kasih guru….
Guruku tersayang…
Guru tercinta…
Tanpamu apa jadinya aku…
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal, Guruku terima kasih ku……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar